Wednesday, November 12, 2008

SENDIRI
Hidupnya tambah sepi, tambah hampa
Malam apa lagi
Ia memekik ngeri
Dicekik kesunyian kamarnya
Ia membenci. Dirinya dari segala
Yang minta perempuan untuk kawannya
Bahaya dari tiap sudut. Mendekat juga
Dalam ketakukan-menanti ia menyebut satu nama
Terkejut ia terduduk. Siapa memanggil itu?
Ah! Lemah lesu ia tersedu: Ibu! Ibu!
Februari 1943
-------------------------------------------------------------------------------

AKU


Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi

------------------------------------------------------------------------------------
DOA

Tuhanku


dalam termangu


aku masih menyebut namaMu


biar susah sungguh


mengingat Kau penuh seluruh


cayaMu panas suci


tinggal kerdip lilin di kelam sunyi


Tuhanku


aku hilang bentuk


remuk

Tuhanku


aku mengembara di negeri asing


Tuhanku


di pintuMu aku mngetuk


aku tidak bisa berpaling

-cairil anwar-

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...